Sumberahayu - TRADISI NYADRAN DUSUN WONOKERSO

TRADISI NYADRAN DUSUN WONOKERSO

Sumberahayu – Jumat Pahing, 14 Februari 2025 atau bertepatan dengan 15 Sya’ban 1446 H masyarakat dusun Wonokerso Desa Sumberahayu melaksanakan tradisi “Nyadran”.

Nyadran adalah suatu tradisi mendoakan leluhur yang sudah meninggal. Nyadran merupakan tradisi masyarakat Jawa yang dilakukan di bulan Sya'ban atau Ruwah untuk mengucapkan rasa syukur yang dilakukan secara kolektif dengan mengunjungi makam atau kuburan leluhur yang ada di suatu kelurahan atau desa.

Tradisi Nyadran yang dilaksanakan di Dusun Wonokerso terdiri dari berbagai kegiatan, diantaranya:

  1. Besik yaitu pembersihan makam leluhur dari kotoran dan rerumputan. Dalam Kegiatan ini masyarakat dan antar keluarga saling bekerjasama gotong-royong untuk membersihkan makam leluhur.
  2. Kirab, merupakan arak-arakan peserta Nyadran menuju ketempat upacara adat dilangsungkan.
  3. Doa, Pemangku Adat memimpin kegiatan doa bersama yang ditujukan kepada roh leluhur yang sudah meninggal.
  4. Tasyukuran, setelah dilakukan doa bersama kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Setiap keluarga yang mengikuti kenduri harus membawa makanan sendiri. Makanan yang dibawa berupa makanan tradisional, seperti ayam ingkung, sambal goreng ati, urap sayur dengan lauk rempah, prekedel, tempe dan tahu bacem, dan lain sebagainya.

Tata cara pelaksanaan tradisi nyadran tidak hanya sekedar ziarah ke makam leluhur tetapi juga terdapat nilai-nilai sosial budaya seperti gotong royong, pengorbanan, ekonomi, menjalin silaturahmi, dan saling berbagi antar masyarakat di suatu lingkungan.

Tradisi Nyadran dilakukan dengan kearifan lokal masing-masing sehingga dibeberapa tempat terdapat perbedaan-perbedaan dalam prosesi pelaksanaannya. Nyadran termasuk sebagai salah satu tradisi menjelang datangnya bulan  Ramadan.

Semoga segala Doa yang telah dipanjatkan di ijabah oleh Yang Maha Kuasa dan kegiatan Nyadran ini membawa berkah. amiin


Dipost : 15 Februari 2025 | Dilihat : 51

Share :