Sumberahayu - Mahasiswa KKN UIN Walisongo Melakukan Kunjungan UMKM Gula Aren di Dusun Wonokerso Desa Sumberahayu

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Melakukan Kunjungan UMKM Gula Aren di Dusun Wonokerso Desa Sumberahayu

Keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah terbukti sebagai penggerak utama perekonomian daerah, terutama di sektor-sektor yang mengandalkan sumber daya lokal. Salah satu sektor yang memiliki kontribusi signifikan adalah industri gula aren. Produk ini, dengan cita rasa yang otentik dan proses produksi yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional, berperan penting dalam menopang ekonomi di berbagai wilayah Indonesia.

Pada tanggal 24 Oktober 2024, pukul 06.30 WIB, mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang ikut serta dalam proses pembuatan gula aren milik bapak Surono. Proses pembuatan gula aren yang masih mengedepankan metode tradisional memberikan identitas unik pada produk ini, yang menjadi daya tarik tersendiri baik di pasar domestik. Kunjungan ini bertujuan untuk memahami secara lebih mendalam peran UMKM gula aren yang berlokasi di Dusun Wonokerso Desa Sumberahayu, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, dalam mengembangkan produk gula aren. Seperti yang kita ketahui bahwa gula aren merupakan salah satu produk hasil perkebunan yang diolah menjadi pemanis alami yang dihasilkan dari pemadatan air nira melalui proses pemanasan.

Bapak Surono telah menggeluti home industry gula aren selama puluhan tahun. Proses pembuatan gula aren masih dibilang sangat tradisional sehingga membutuhkan waktu pemanasan yang cukup lama. Pohon aren di Sumberahayu terletak di Gunung Batu. “Untuk mengumpulkan tetesan air nira membutuhkan waktu semalaman untuk mengisi satu jerigen yang berisi sekitar 10 liter” ungkap Pak Surono. Akan tetapi hasil yang di dapatkan dalam satu malam tidak menentu. Terkadang jika air nira yang di dapatkan sedikit maka proses pembuatan gula aren akan dilanjutkan besok harinya untuk proses pemanasan.

Proses awal pengumpulan air nira adalah dengan memukul tongkai tandan bunga (menggual) dari pangkal pohon ke arah tandan bunga. Proses ini dilakukan secara berkala, misalnya dua kali seminggu pada minggu pertama, hingga bunga berguguran. Proses tersebut mebutuhkan waktu kurang lebih satu hingga dua bulan. Setelah proses pemukulan tongkai tandan bunga, dilanjutkan dengan proses pengumpulan air nira. Sebelum  mengumpulkan air nira, jerigen yang digunakan untuk mengumpulkan air nira di isi dengan campuran bahan-bahan agar tidak asam. Bahan campuran tersebut diantaranya, rebusan gamping, tatal nangka, garam, dan air.

 

Proses pembuatan gula aren di awali dengan penyaringan air nira, proses penyaringan dilakukan sebanyak dua kali agar air nira yang dihasilkan jernih. Kemudian air nira didiamkan selama kurang lebih satu malam. Setelah itu air nira dimasak di dalam kuali sekitar 2-3 jam tergantung banyak sedikitnya jumlah air nira yang dipanaskan sampai mengental. Setelah proses pemanasan selesai, air nira yang sudah mengental dimasukkan ke dalam cetakan plastik dalam waktu kurang lebih satu jam hingga gula aren menjadi padat. Satu kuali air nira menghasilkan kurang lebih 2 kilogram gula aren.


Dipost : 19 November 2024 | Dilihat : 16

Share :