Pemantauan Pertumbuhan Anak di Posyandu: Cerminan Status Gizi dan Tumbuh Kembang

Posyandu merupakan ujung tombak layanan kesehatan dasar masyarakat, khususnya bagi ibu dan anak. Dalam kegiatan ini, dilakukan pemantauan rutin terhadap tumbuh kembang anak melalui pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar kepala (LK), dan lingkar lengan atas (LILA). Data-data tersebut sangat penting untuk mendeteksi secara dini potensi gangguan tumbuh kembang maupun masalah gizi. Kegiatan pemantauan ini juga menjadi bagian dari program kerja KKN Universitas Negeri Semarang (Unnes) Giat 12, yang saat ini melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Sumberahayu, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal.

Desa Sumberahayu merupakan salah satu desa di Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Desa ini memiliki karakter geografis pegunungan dan perbukitan, dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Meskipun berada di daerah pedesaan, masyarakat Desa Sumberahayu memiliki semangat tinggi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan kesehatan seperti Posyandu. Dukungan dari pemerintah desa dan partisipasi aktif kader kesehatan membuat kegiatan pemantauan gizi balita dapat berjalan secara berkala dan tertib.

Pada kegiatan Posyandu bulan ini, KKN Unnes Giat 12 membantu dalam pencatatan dan pengelolaan data pertumbuhan anak usia 6 hingga 58 bulan. Dari hasil pengukuran, diketahui bahwa:

• Usia 6–12 bulan: Anak-anak di rentang ini memiliki berat badan 7,8–9,9 kg, tinggi badan 70–81 cm, dan lingkar kepala 42–47 cm. LILA sebagian besar berada antara 14–16 cm. Pertumbuhan mereka umumnya baik dan sesuai dengan standar kesehatan.

• Usia 2–3 tahun: Berat badan anak usia ini berada di kisaran 12–15 kg dengan tinggi badan hampir mencapai 100 cm. Meskipun mayoritas menunjukkan pertumbuhan yang normal, tetap diperlukan pemantauan agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan gizi.

• Usia 4 tahun ke atas: Terlihat perbedaan yang signifikan, seperti adanya anak dengan berat badan 10,9 kg dan anak lain dengan 19,8 kg. Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan individual dalam penanganan gizi anak.

Dipost : 10 Juli 2025 | Dilihat : 5